EUR/USD 1.088   |   USD/JPY 155.870   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.670   |   Gold 2,425.36/oz   |   Silver 32.15/oz   |   Wall Street 39,868.96   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,266.69   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   AUD/JPY bergerak di bawah 104.50 setelah Tiongkok memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF berada di Sekitar 0.9100 dengan sentimen positif, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD dapat terkoreksi lebih rendah jika gagal menembus level 1.2700, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Potensi bullish EUR/USD masih ada menjelang pidato The Fed, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 15 jam lalu, #Saham AS

Sterling Babak Belur Gegara Kisruh Protokol Irlandia Utara

Penulis

Pound sterling anjlok akibat wacana Inggris bakal memicu pasal 16 dari Protokol Irlandia Utara yang meningkatkan risiko perang dagang Inggris-Uni Eropa.

Seputarforex - Pound sterling anjlok drastis dalam perdagangan sesi New York kemarin akibat sengketa terkait Protokol Irlandia Utara yang meningkatkan risiko perang dagang Inggris-Uni Eropa. Posisinya terus defensif pada awal sesi Eropa hari ini (11/November), setelah rilis data GDP Inggris yang meleset dari ekspektasi. Saat berita ditulis, GBP/USD terpuruk pada kisaran 1.3390-an dan mencetak rekor terendah sejak Desember 2020.

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Tanaiste Irlandia, Leo Varadkar, kemarin mengatakan bahwa pihaknya sedang bersiap-siap menghadapi situasi di mana Inggris memicu pasal 16 dari Protokol Irlandia Utara. Pernyataan tersebut memantik kekhawatiran pasar terkait sisa-sisa masalah brexit yang belum beres hingga saat ini.

"Saya kira tak seorang pun ingin melihat Uni Eropa menangguhkan perjanjian perdagangan dan kerjasama dengan Inggris," kata Varadkar kepada RTÉ, "Jika Inggris bertindak dengan sedemikian hingga mereka menarik diri dari protokol, menarik diri dari perjanjian (EUR-UK Withdrawal Agreement), saya kira Uni Eropa tak punya pilihan selain memberlakukan apa yang kami sebut langkah-langkah rebalancing untuk meresponsnya."

Pemicuan pasal 16 hingga saat ini baru sampai pada taraf retorika politisi di kubu Inggris. Namun, pernyataan Varadkar meningkatkan kewaspadaan pasar.

"Untuk sementara ini, kami juga memperkirakan GBP untuk diperdagangkan dengan nada yang lebih defensif, atas ekspektasi bahwa pemerintah Inggris akan memicu Pasal 16 dari Protokol Irlandia Utara pada suatu saat di paruh kedua November," kata Stephen Gallo, Kepala Strategi FX Eropa di BMO Capital Markets.

Kisruh Protokol Irlandia Utara belum mereda, rilis data GDP Inggris siang ini semakin membebani pound sterling. Laporan preliminer menunjukkan bahwa pertumbuhan GDP Inggris hanya meningkat 1.3 persen (Quarter-over-Quarter) pada kuartal III/2021.

Pertumbuhan itu lebih lamban dibandingkan kenaikan 1.5 persen yang diharapkan oleh konsensus pasar dan Bank of England. Yang paling mengkhawatirkan adalah investasi bisnis yang hanya tumbuh 0.4 persen, lantaran berbagai faktor seperti kendala transportasi, sisa-sisa masalah brexit, dan risiko sengketa Inggris-Uni Eropa.

 

Apa itu Protokol Irlandia Utara?

Pada masa negosiasi brexit, semua pihak sepakat untuk mempertahankan kesepakatan damai Irlandia Utara 1998 (Persetujuan Belfast/Jumat Agung) yang memperbolehkan arus perpindahan barang antara Irlandia (negara merdeka) dan Irlandia Utara (bagian dari Inggris) tanpa pemeriksaan. Namun, mengingat Inggris pasca-Brexit tidak akan mengikuti regulasi Uni Eropa lagi, dibutuhkan sedikit modifikasi.

Modifikasi yang disebut Protokol Irlandia Utara itu mengharuskan Inggris untuk melaksanakan pemeriksaan atas barang yang masuk dari England, Skotlandia, atau Wales, ke Irlandia Utara. Inspeksi dilaksanakan di Irlandia Utara, termasuk pengisian dokumen kepabeanan.

Inggris pasca-Brexit terus menunda-nunda pemberlakuan Protokol Irlandia Utara dengan dalih Uni Eropa menerapkan pemeriksaan pabean yang terlalu ketat. Masalah ini sempat memicu "perang sosis" pada pertengahan tahun ini, tetapi mereda seiring dengan berlanjutnya negosiasi kedua belah pihak.

Menteri Brexit David Frost baru-baru ini telah mengajukan proposal untuk mengubah protokol, termasuk diantaranya menghapus pemeriksaan pabean untuk perpindahan barang antara Irlandia Utara dan wilayah Inggris lainnya. Ia juga mengajukan sistem baru di mana barang-barang boleh beredar bebas di Irlandia Utara asalkan memenuhi regulasi Inggris atau Uni Eropa. Namun, pihak Uni Eropa tak menyukai proposal tersebut.

Pasal 16 dari Protokol Irlandia Utara memperbolehkan salah satu pihak (Inggris atau Uni Eropa) untuk mensuspensi sebagian atau keseluruhan Protokol Irlandia Utara. Tapi jika Inggris memicu pasal 16, Uni Eropa dapat membalasnya dengan memberlakukan bea impor/ekspor untuk perdagangan antara kedua belah pihak.

Download Seputarforex App

296773
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.