Seputarforex - Dolar AS menggeliat dalam perdagangan sesi New York hari Jumat (10/5/2024) setelah terpuruk usai rilis data klaim pengangguran kemarin. Indeks Dolar AS (DXY) stabil pada kisaran 105.30, sementara greenback unggul dalam sebagian besar major pairs.
Data klaim pengangguran mingguan kemarin menunjukkan peningkatan 231k, lebih banyak dari angka periode sepekan sebelumnya pada 209k, maupun estimasi konsensus yang dipatok pada 212k.
Ini merupakan tanda-tanda pelemahan lanjutan dalam pasar tenaga kerja Amerika Serikat, selaras dengan buruknya Nonfarm Payroll pekan lalu. Akan tetapi, dolar AS hanya melemah secara terbatas karena ekspektasi tingkat suku bunga The Fed masih sangat tinggi.
"Mereka masih menawarkan suku bunga tertinggi di ruang G10. Sehingga, seiring dengan volatilitas yang rendah, menunjukkan bahwa dolar AS akan tetap tersokong," kata Alvin Tan, Kepala Strategi FX Asia di RBC Capital Markets, sebagaimana dikutip dari Reuters, "(Situasi ini) akan lebih bersifat range-trading kecuali kita melihat adanya suatu kejutan."
Fase konsolidasi terpantau dalam beberapa major pair, termasuk USD/JPY dan GBP/USD yang menjadi sorotan utama pekan ini. USD/JPY masih tertahan oleh pernyataan hawkish Bank of Japan kemarin di bawah ambang 156.00. GBP/USD sempat terpukul oleh sikap dovish Bank of England, tetapi terstabilisasi oleh laporan pertumbuhan ekonomi Inggris yang menggembirakan pada kuartal I/2024.
Pelaku pasar kini menantikan publikasi beberapa data inflasi Amerika Serikat pada pekan depan, khususnya Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI). Apabila data-data kompak mengonfirmasi berlanjutnya penurunan tren inflasi menuju target 2%, maka ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dapat memanas kembali dan memukul dolar AS. Sebaliknya, indikasi inflasi yang tetap tinggi dapat menyokong greenback.