EUR/USD 1.088   |   USD/JPY 155.870   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.670   |   Gold 2,418.77/oz   |   Silver 31.99/oz   |   Wall Street 39,941.63   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,266.69   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   AUD/JPY bergerak di bawah 104.50 setelah Tiongkok memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF berada di Sekitar 0.9100 dengan sentimen positif, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD dapat terkoreksi lebih rendah jika gagal menembus level 1.2700, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Potensi bullish EUR/USD masih ada menjelang pidato The Fed, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 10 jam lalu, #Saham AS

AUD/USD Gagal Capai 0.6650 Gara-Gara Event Ini

Penulis

Bank Sentral Australia mengakui adanya tantangan yang lebih besar untuk menurunkan inflasi, tetapi tak ingin menaikkan suku bunga lagi.

Seputarforex - Dolar Australia merosot sekitar 0.5% terhadap dolar AS sampai level terendah 0.6586 pada perdagangan sesi Asia hari Selasa (7/Mei). Kejatuhan AUD/USD berhubungan dengan kuatnya resisten 0.6650 secara teknikal, serta pernyataan Reserve Bank of Australia (RBA) yang mengecewakan bagi pelaku pasar.

AUDUSD Daily

RBA tadi pagi mempertahankan tingkat suku bunga pada tingkat 4.35%. Mereka mengakui adanya tantangan yang lebih besar untuk menurunkan inflasi, tetapi menampik ekspektasi pasar mengenai kenaikan suku bunga lanjutan.

RBA memproyeksikan inflasi akan naik dari 3.6% pada kuartal pertama menjadi 3.8%, kemudian bertahan pada level tersebut sampai akhir tahun ini. Bank sentral menilai tekanan inflasi masih terus menurun, meskipun lanjunya lebih lambat dibandingkan perkiraan sebelumnya. Selaras dengan itu, mereka mengisyaratkan niat untuk mempertahankan tingkat suku bunga saat ini dalam waktu lebih lama.

Pernyataan RBA bulan Februari lalu menyebutkan kemungkinan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut apabila inflasi tetap tinggi. Akan tetapi, indikasi tersebut tak dapat ditemukan lagi dalam pernyataan bulan ini. Bank sentral kemungkinan segan untuk mengetatkan kebijakan di tengah perlambatan ekonomi yang cukup signifikan.

Sikap RBA yang tak se-hawkish harapan pasar mengakibatkan Dolar Australia melemah terhadap berbagai mata uang mayor lain. Di sisi lain, pernyataan RBA juga mengandaskan spekulasi pasar mengenai penurunan suku bunga Australia mulai September.

"Diskusi mengenai kenaikan suku bunga sebagian besar disebabkan oleh tekanan inflasi yang terus berlanjut dan hal ini persisten karena Reserve Bank meningkatkan perkiraan inflasi jangka pendek," kata Dwyfor Evans, kepala strategi makro Asia-Pasifik di State Street Global Markets, "Namun, pernyataan (RBA) seputar puncak pertumbuhan upah dan ekspektasi inflasi yang kembali ke kisaran target —sebuah proses yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya— tampak membuka suatu periode suku bunga yang tidak berubah dan tanpa minat jangka pendek untuk pelonggaran suku bunga."

Sikap RBA sebenarnya senada dengan Federal Reserve AS. Bos The Fed pekan lalu juga menyatakan akan mempertahankan tingkat suku bunga saat ini dalam waktu lebih lama untuk memastikan pencapaian target inflasi, tanpa niat untuk menaikkan ataupun menurunkan suku bunga di tengah ketidakpastian yang sedang berkembang. Greenback sempat melemah dalam menanggapi pernyataan tersebut, tetapi posisinya kini sudah terstabilisasi.

300462
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.