Hary Suwanda adalah satu trader sukses Indonesia yang bertrading saham, options, dan forex. Namun, ia menekankan bahwa forex berbahaya untuk pemula. Mengapa?
Hary Suwanda mulai dikenal publik sejak ia menjadi pembicara dalam seminar-seminar trading di berbagai wilayah di Indonesia, serta menulis dua judul buku tentang pasar modal. Menurut para peserta yang pernah menghadiri seminarnya, Hary Suwanda merupakan salah seorang trader sukses Indonesia. Berangkat dari US Options, kini CEO Lumen Capital Resource tersebut lebih menggeluti trading saham.
Profil Hary Suwanda: Mengenal Trading Setelah Di-PHK
Sudah tak sesering dulu dalam menjadi pembicara seminar trader sukses Indonesia di berbagai kota, Hary Suwanda kini dapat lebih fokus menjalankan trading-nya dari rumah. Fokus trading Hary adalah trading saham, meski terkadang ia masih bertrading US options dan forex.
Apakah Hary sudah memilih trading sebagai profesinya sejak muda? Ternyata tidak. Sebelum menjadi salah seorang trader sukses Indonesia, alumni ITS Surabaya angkatan 1989 dan IEU Surabaya angkatan 1994 ini justru mengenal trading setelah dirinya terkena PHK dari sebuah perusahaan pada masa krisis moneter tahun 1998. Dengan jabatan terakhir sebagai Asisten GM, Hary yang terpaksa kehilangan pekerjaan saat tengah mempersiapkan pernikahannya itu, akhirnya harus berjuang keras.
Berbagai macam pekerjaan pernah ia lakoni seperti bekerja di Oil&Gas di proyek Caltex Riau, Land Clearing di Hutan Kiliranjao di perbatasan Sumbar dan Riau, hingga menggeluti bisnis Multi Level Marketing alias MLM. Tak sepraktis bisnis MLM sekarang yang sudah memanfaatkan ponsel pintar, kala itu Hary masih harus memprospek orang dari rumah ke rumah, yang tak jarang berakhir dengan usiran dan penolakan. Meski demikian, pria asal Singaraja, Bali, yang kini berdomisili di Surabaya ini, mengaku tak menyesal. Dari MLM, dia mendapatkan kemampuan berbicara di hadapan publik.
Hary Suwanda dan Keluarga
Ia berhenti dari bisnis MLM karena terkena "racun" Pasar Modal di tahun 2004. Mengawali karirnya sebagai trader sukses Indonesia, ia mempelajari trading Pasar Modal secara otodidak dari buku-buku di perpustakaan UBAYA. Tak hanya membacanya, Hary juga berusaha memahami isi buku-buku pasar modal tersebut secara mendetail dan mengikuti workshop-workshop trading. Sampai akhirnya, ia berhasil menjadikan trading for living seperti sekarang. Pengalaman pahit di-PHK dari perusahaan pun telah bisa dipandangnya sebagai berkah.
Trading Itu Menarik Karena Independen
Mengapa tertarik pada trading? Hal itu karena sifat trading yang tidak tergantung pada orang lain. Trading hanyalah urusan antara trader dengan layar monitor saja, kata Hary. Selain itu, instrumen trading yang menjadi konsentrasi Hary adalah saham. Options lebih ia fungsikan sebagai proteksi, dan trading forex hanya untuk selingan saja. Dalam hal ini, Hary menekankan bahwa options yang ia maksud bukanlah binary options, melainkan US Options.
Options Bukan Binary Options
Apa itu US Options?
"US Options adalah Options yang diperdagangkan secara resmi di bursa-bursa Options Amerika, spt CBOE, CME, CBOT, NYMEX, dll. Sementara Binary Options hanyalah produk bikinan perusahan-perusahaan broker forex, yang tidak ada bursa resmi dan tidak ada lembaga otoritas atau badan pengawas yang kredibel. Karena itu saya selalu wanti-wanti ke pemula, selain hindari forex, lebih penting lagi hindari binary options. Binary options itu bukan options." tulis Hary Suwanda.
Dari ketiga instrumen tersebut, Hary Suwanda pun mengakui bahwa saham adalah yang paling nyaman ditradingkan dan lebih profitable daripada options dan forex.
"Saya pertama kali mengenal dunia trading investasi Saham di tahun 2004. Saya memulai profesi sebagai Trader melalui bursa Amerika, saya pakai broker OptionsXpress, juga Refco Singapura, yang kemudian berganti menjadi Man Financial, dan terakhir saya menggunakan Interactive Brokers (salah satu dari 10 broker top AS yang digunakan trader harian) hingga sekarang. Saya baru mulai aktif trading saham di Bursa Efek Indonesia sejak akhir 2006. Sungguh timing yang sangat buruk untuk mulai masuk BEI, sempat mengalami keuntungan di tahun 2007, namun keuntungan tersebut lenyap di tahun 2008. Baru masuk BEI lagi sekitar pertengahan 2010..." papar Hary Suwanda di laman Facebook-nya.
Pengguna Strategi Quantitative Trading
Dalam bertrading saham, Hary memilih menggunakan metode Quantitative Trading. Quantitative Trading ini merupakan pengembangan dari analisa teknikal, yang berusaha menambal kelemahan analisa teknikal. Jadi dapat dikatakan, analisa kuantitatif adalah analisa teknikal yang lebih modern. Sedangkan untuk bertrading forex, Hary menggunakan strategi momentum untuk swing trading.
Quantitative Trading yang digunakan oleh Hary Suwanda terinspirasi dari idolanya yang ahli Matematika sekaligus investor asal Amerika, James Harris Simons, atau yang lebih dikenal sebagai Jim Simons. The Quant adalah julukan Jim Simons berkat kejeniusannya dalam bidang Matematika Kuantum.
Keahliannya itu membuat ia dan tim-nya --yang seluruhnya merupakan ahli matematika, tanpa ahli ekonomi sama sekali-- sukses mendobrak Wall Street dan memperoleh keuntungan besar. Meski demikian, cara trading Hary tidak sama dengan Simons, karena strategi trading Simons lebih tertutup.
Cut Loss, Tantangan Terberat Dalam Trading
Cut Loss, merupakan tantangan yang diakui Hary sebagai momen terberat dalam trading. Cut loss adalah menjual saham pada harga yang lebih rendah daripada harga belinya. Intinya, Cut Loss adalah tindakan untuk mencegah agar trader yang sudah rugi, agar tidak mengalami kerugian yang lebih banyak lagi.
Hary Suwanda Dalam Sebuah Wawancara Di El-Shinta
Walaupun akan selalu ada risiko dalam trading, yang salah satunya adalah cut loss tersebut, Hary mengatakan bahwa kunci dari semuanya adalah kelihaian dalam manajemen risiko. Kebanyakan trader mengalami kerugian besar adalah karena ketidakmampuan mereka dalam menangani risiko. Oleh karena itu, teknik atau strategi sebaik apapun, jika tidak dibarengi dengan manajemen risiko yang baik, maka hasilnya juga tidak akan baik.
Mulailah Dari Yang Aman
Anda trader pemula dengan modal minim yang ingin berinvestasi ke pasar derivatif? Hary Suwanda menyarankan jangan. Pemula sebaiknya tidak menyentuh ranah pasar derivatif, karena di sana ada leverage.
Artinya, risiko yang akan ditanggung pun akan ter-leverage, dan itu tidak bagus bagi ketahanan modal trading seorang pemula. Dan bahaya itu terkandung dalam pasar derivatif, termasuk forex. Oleh karenanya, seseorang yang berminat terjun ke dunia trading, seharusnya memulai dari instrumen yang aman dulu seperti saham. Jika sudah terbiasa dengan trading saham, barulah trader boleh merambah ke instrumen lain yang lebih berisiko seperti forex dan options.
Lumen Capital Resource Masih Aktif
Banyak yang penasaran mengenai Lumen Capital Resource (LCR), perusahaan yang didirikan oleh Hary Suwanda ini. Sebagian orang juga menanyakan, mengapa LCR yang di Jakarta sekarang sudah tidak aktif lagi. Kami mengonfirmasikan hal ini langsung dengan CEO-nya, Hary Suwanda.
LCR adalah perusahaan yang bergerak di bidang edukasi investasi pasar modal. Hary menampik bahwa Lumen Capital yang di Jakarta sudah tidak aktif. LCR masih aktif di Jakarta dan Surabaya. Meski demikian, Hary Suwanda mengaku memang sudah pensiun dari kesibukan sebagai pembicara seminar trading sejak tahun 2015, dan kini menetap di Surabaya.
Hindari Forex, Terlalu Berbahaya Untuk Pemula
Hary Suwanda bertrading di dua bursa, BEI pada pagi hari, dan bursa Amerika malam harinya. Sebelum bertrading, ia akan selalu melakukan relaksasi sekitar 10-15 menit, baru kemudian menyiapkan trading plan-nya untuk hari itu. Hary Suwanda kini telah menjadi salah satu trader sukses indonesia. Cita-cita sebagai trader profesional dengan profit konsisten berhasil dicapainya. Masa-masa mencicipi asam garam dunia trading sudah lewat bagi Hary.
Di awal masa trading, Hary memasang target untuk mengumpulkan profit sampai 1 juta dolar. Target itupun sudah ia lewati pada akhirnya. Dan kini, penulis buku "Rahasia Bebas Finansial dengan Berinvestasi Pasar Modal" dan "Tetap Untung Ketika Saham Turun" tersebut tinggal melanjutkan usaha tradingnya saja.
Ingin jadi trader sukses Indonesia seperti Hary Suwanda? Syaratnya jangan pernah tergesa-gesa memburu profit. Banyak-banyak belajar saja di awal.
Hary Suwanda berpesan, untuk menjadi trader sukses Indonesia, pemula jangan terburu-buru untuk masuk pasar derivatif, dan hindari forex. Mengapa? karena forex menurutnya, bukan untuk pemula.
Leverage forex sangat tinggi, sehingga kerugian yang mungkin didapat juga sangat besar. Ibaratnya seperti belajar berkendara. Seseorang akan belajar mengemudikan mobil biasa terlebih dahulu, baru mengemudikan F1. Tidak bisa dibalik. Begitu pula dalam trading, mulailah bertrading di instrumen yang berleverage 1:1 yang pelan dahulu, seperti saham. Itupun, pilihlah saham yang bluechip dan tetap memperhatikan likuiditasnya.
Trader sukses Indonesia memang didominasi oleh kaum pria. Namun, tahukah Anda bahwa ada juga trader sukses wanita Indonesia yang sangat diperhitungkan? Selengkapnya bisa Anda simak kisah sukses Ellen May, yang menganggap trading forex lebih menarik daripada saham.